Rabu, 15 Juni 2011

PTK

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A.  Pendahuluan

            Sehubungan dengan prosedur penelitian tindakan, ada empat hal penting yang perlu dideskripsikan dan dipahami. Keempat hal penting tersebut adalah (1) proses mendasar dalam penelitian tindakan, (2) jenis penelitian tindakan, (3) persoalan praktis dalam penelitian tindakan, dan (4) teknik pemantauan dalam penelitian tindakan.

B.  Proses Mendasar dalam Penelitian Tindakan

            Hakikatnya, penelitian tindakan itu bersifat partisipatoris dan kolaboratif yang dilakukan atas dasar kepedulian bersama terhadap keadaan yang perlu ditingkatkan. Sekelompok orang tersebut dalam situasi tertentu mendeskripsikan kepeduliannya menjadi butir-butir pemikiran dan mencari cara yang dapat dilakukan untuk mengubah situasi. Sekelompok orang tersebut mengidentifikasi permasalahan secara tematik dan menentukan bidang substansi yang akan dijadikan sebagai fokus strategi peningkatannya. Para anggota kelompok tersebut menyusun rencana tindakan bersama-sama, melakukan tindakan dan mengamati secara bersama atau individual, dan melakukan refleksi bersama. Selanjutnya, kelompok tersebut secara sadar merumuskan kembali rencana tindakan berdasarkan informasi yang lebih lengkap dan lebih teliti dari hasil refleksi bersama. Hal ini dilakukan terus (seperti spiral) atas dasar tindakan-tindakan dalam
sejumlah siklus sampai dapat dilihat adanya perubahan dan peningkatan. Untuk mencapai hal tersebut, ada empat aspek pokok yang perlu diperhatikan dan dilakukan oleh peneliti, yakni sebagai berikut.

            (1) Menyusun rencana tindakan (mengkaji situasi dan merancang kegiatan)
            (2) Melaksanakan tindakan (melakukan kegiatan sesuai rencana)
            (3) Melakukan observasi (mengamati dan mencatat fakta yang ditemukan)
            (4) Melakukan refleksi (mengingat dan merenungkan kembali catatan data)

C.  Jenis Penelitian Tindakan

1.   Penelitian Tindakan Diagnostik
            Penelitian ini dirancang untuk menuntun ke arah tindakan. Pelaku penelitian memasuki situasi tertentu, baik diundang maupun atas inisiatif sendiri, kemudian mempelajari berbagai hal yang terjadi dalam situasi yang dimasuki. Misalnya, peneliti mempelajari perilaku siswa di sekolah, aktivitas siswa di perpustakaan, interaksi antara siswa, interaksi siswa dengan guru, keterlibatan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, antusias siswa dalam belajar dan mengerjakan tugas dari
guru, dll. Atas dasar fakta yang diperoleh itulah, peneliti membuat membuat tabulasi, klasifikasi, dan menganalisis fakta, kemudian membuat rekomendasi melalui proses intuisi. Hanya saja, jika peneliti tidak menjadi bagian/anggota dari instansi itu, seringkali rekomendasinya kurang realistik. Inilih sisi kelemahan penelitian tindakan diagnostik.
           
2.   Penelitian Tindakan Partisipan
            Jinis penelitian ini muncul karena adanya titik lemah pada penelitian tindakan diagnistik. Gagasan dasar jenis penelitian tindakan partisipan ini adalah orang yang akan melakukan tindakan harus terlibat langsung dalam proses penelitian dari awal sampai selesai. Dengan demikian, peneliti tidak hanya dapat menyadari perlunya melakukan program tindakan tertentu, tetapi secara lahir dan batin akan terlibat dalam proses pelaksanaan tindakan tersebut.

3.   Penelitian Tindakan Empiris
            Gagasan dasar jenis penelitian tindakan empiris adalah peneliti melakukan sesuatu, mencatat dan membukukan segala sesuatu yang dilakukan dan segala sesuatu yang terjadi. Pada dasarnya, proses penelitian ini berkenaan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman dalam tugas dan pekerjaan yang dilakukan sehari-hari. Penelitian ini berusaha memverifikasi hipotesis dan membuat prinsip-prinsip baru atas dasar pengalaman khusus di lapangan. Beberapa kelemahan penelitian tindakan empiris, yakni (1) banyak pemimpin kelompok atau organisasi yang tidak berkemampuan merumuskan hipotesis secara eksplisit, (2) jika peneliti memiliki tanggung jawab yang terlalu besar, ia tidak berkesempatan membuat catatatan secara lengkap dan melakukan pengamatan secara cermat, (3) oleh karena menilai tindakannya sendiri, peneliti sulit untuk bertindak objektif.

4.   Penelitian Tindakan Eksperimental
            Di antara jenis penelitian tindakan yang ada, penelitian tindakan eksperimental memiliki nilai potensial yang paling besar untuk kemajuan pengetahuan ilmiah karena penelitian tindakan eksperimentas dilakukan melalui proses perencanaan, uji-coba, dan pengujian yang ilmiah tentang hipotesis tertentu. Namun, pelaksanaan jenis penelitian tindakan eksperimentas sering menghadai berbagai kesulitan, antara lain (1) keterbatasan kemampuan peneliti untuk membuat prediksi secara akurat, (2) keterbatasan kemampuan peneliti untuk mengontrol proses tindakan sosial, dan (3) keterbatasan kemampuan peneliti untuk melakukan pengukuran yang layak.
            Pemilihan jenis penelitian tindakan yang akan dilakukan sangat ditentukan oleh kondisi dan situasi yang dihadapi oleh peneliti.

D.  Masalah-masalah Praktis dalam Penelitian Tindakan

1.  Pemrakarsa Penelitian Tindakan
            Pemrakarsa penelitian tindakan biasanya muncul daro orang yang memiliki kepedulian besar terhadap kebutuhan untuk meningkatkan suatu situasi, misalnya situasi belajar-mengajar di kelas, situasi pemanfaatan buku-buku di perpustakaan sekolah, situasi pengelolaan sekolah. Ada dua kelompok orang yang dapat terlibat dalam usaha kolaborasi penelitian tindakan, yakni (1) kelompok orang yang langsung terlibat dalam kehidupan situasi terkait, misalnya guru, kepala sekolah, pegawai di sekolah, dan (2)  kelompok orang yang tidak langsung terlibat dalam kehidupan situasi terkait, yaitu orang yang memiliki pengetahuan penelitian tindakan dan dapat melaksanakannya, misalnya peneliti dari perguruan tinggi atau lembaga penelitian.

2.  Pemilik Penelitian Tindakan
            Walaupun pemrakarsa penelitian tindakan itu sering datang dari pihak luar sebagai fasilitator, misalnya konsultan, sebaiknya orang-orang yang dikenai kegiatan penelitian itu sekaligus dilibatkan langsung dalam pelaksanaan penelitian. Hal ini bertujuan agar orang yang dilibatkan dalam proses penelitian tersebut merasa “memiliki” sehingga proses pelaksanaan penelitian tindakan dapat berjalan secara optimal dan hasilnya dapat dirasakan dan diaplikasikan oleh orang yang dilibatkan tersebut.

3.  Sasaran Penelitian Tindakan
            Sasaran penelitian tindakan bukan untuk memecahkan masalah, melainkan untuk meneliti praktik atau kegiatan secara sistematis yang sering muncul karena adanya masalah dalam situasi tertentu. Oleh sebab itu, penelitian tindakan tidak cocok digunakan untuk tujuan pengembangan teori karena tujuan pokok dilakukan pnelitian tindakan adalah peningkatan praktik dalam situasi kehidupan nyata.

4.  Data Penelitian Tindakan
            Data penelitian tindakan, antara lain berupa semua catatan hasil observasi, transkrip wawancara, rekaman audio dan vidio, yang dikumpulkan dengan berbagai teknik yang relevan. Fungsi data sebagai dasar untuk membuat refleksi dan merekonstruksi tindakan. Oleh sebab itu, pengumpulan data bukan hanya untuk keperluan menyusun hipotesis, melainkan untuk mendokumentasikan hasil observasi dan untuk menjembatani antara momen-momen tindakan dan refleksi dalam siklus penelitian tindakan.  Data tersebut dapat berupa catatan hasil observasi, rekaman audio, rekaman vidio, foto, portofolio, dll.

5.  Analisis Data dalam Penelitian Tindakan
            Analisis data dalam penelitian tindakan hakikatnya terwakili oleh momen refleksi pada setiap siklus penelitian tindakan. Dengan melakukan refleksi, peneliti akan memiliki wawasan yang otentik yang akan membantu dalam penafsiran data. Untuk mengurangi kesubjektifan penafsiran, peneliti perlu melakukan diskusi dengan orang lain, anggota peneliti, atau kolaborator untuk mencermati datanya lewat pandangan yang berbeda. Dengan kata lain, upaya triangulasi perlu dilakukan dengan mengacu pendapat, konsep, atau persepsi orang lain.

E.  Teknik Pemantauan dalam Penelitian Tindakan
            Pemantauan dalam proses penelitian tindakan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, yakni sebagai berikut.

1.  Catatan Anekdot
            Pemantauan dengan cara membuat catatan riwayat tertulis, deskriptif, longitudinal (dalam jangka waktu lama) tentang segala sesuatu yang dikatakan atau dilakukan peseorangan dalam situasi nyata tertentu. Deskripsi tersebut mencakup konteks dan peristiwa yang terjadi sebelum dan setelah peristiwa yang terkait. Deskripsi data yang lengkap dan akurat akan memberikan gambaran umum dan lengkap yang akajn berperan penting dalam penjelasan dan penafsiran.

2.  Catatan Lapangan
            Teknik ini sejenis dengan catatan anekdot. Namun, teknik catatan lapangan mencakup pula masalah kesan dan penafsiran subjektif. Deskripsinya dapat mencakup referensi, seperti pembelajaran yang baik, perilaku kurang perhatian, kecerobohan, dll.

3.  Deskripsi Perilaku Ekologis
            Teknik ini berusaha untuk mencatat hasil observasi dan pemahaman terhadap perilaku secara lengkap. Misalnya, kelas dalam suasana serius, tetapi tiba-tiba tertawa sangat keras, suasana kelas sangat kaduh, dll.
4.  Analisis Dokumen
            Gambaran tentang persoalan sekolah, ketertiban sekolah, kepegawaian dapat dikonstruksi dengan berbagai dokumen, seperti surat yang masuk dan keluar, memo untuk staf, edaran untuk siswa, surat untuk wali siswa, daftar hadir siswa, papan pengumuman, pekerjaan siswa yang dipublikasikan, berbagai kebijakan dan peraturan.

5.  Catatan Harian
            Catatan harian merupakan riwayat pribadi yang dilakkan secara teratur mengenai topik yang diminati atau yang dipethatikan. Catatan harian dapat berisi hasil observasi, perasaan, reaksi, dugaan, refleksi, hipotesis, atau penjelasan.

6.  Logs
            Teknik ini hampir sama dengan catatan haris, hanya saja biasanya disusun dengan mempertimbangkan alokasi waktu untuk kegiatan tertentu. Di samping itu, teknik ini juga dapat memuat komentar tentang peristiwa.

7.  Kartu Cuplikan Butir
            Teknik ini mirip dengan catatan harian, tetapi pencatatannya dengan menggunakan sejumlah kartu. Satu kartu untuk mencatat satu topik tertentu sehingga satu set kartu dapat digunakan untuk berbagai topik yang berbeda.

8.  Portofolio
            Teknik ini membuat koleksi bahan yang disusun dengan tujuan tertentu. Dokumen apa pun  yang relevan dengan persoalan yang sedang diteliti dapat dimuat dalam portofolio.

9.  Angket
            Teknik ini berupa pertanyaan tertulis yang memerlukan jawaban tertulis pula. Pertanyaan dalam angket ada dua jenis, yakni (1) pertanyaan terbuka: pertanyaan ini meminta informasi atau pendapat dengan kata-kata responden sendiri dan pertanyaan ini berguna bagi eksplorasi, tetapi menghasilkan jawaban yang bervariasi sehingga sulit disatukan; (2) pertanyaan tertutup atau pilihan ganda: pertanyaan ini meminta responden untuk memilh jawaban yang paling dekat pendapat, perasaan, penilaian, atau posisi mereka.

10. Wawancara
            Teknik wawancara lebih fleksibel daripada angket. Oleh sebab itu, teknik wawancara sangat berguna untuk mendapatkan data mengenai persoalan yang sedang dijajagi. Wawancara dapat dilakukan dengan tiga kemungkinan cara, yakni (1) wawancara tak terencana/spontan: omong-omong informal di antara pelaku penelitian atau subjek penelitian; (2) wawancara terencana, tapi tidak terstruktur: satu atau dua pertanyaan awal dari pewawancara, tetapi selanjutnya pertanyaan dapat dari responden atau pewawancara sehingga pertanyaan berkembang dan tidak fokus; (3) wawancara terstruktur: pertanyaan telah disiapkan oleh pewawancara dan percakapan dikendalikan oleh arah pertanyaan.

11. Metode Sosiometrik
            Metode ini digunakan untuk mencari data yang terkait dengan sikap atau penilaian antara individu. Misalnya, antara individu itu disukai atau saling menyukai. Hasilnya biasanya diungkapkan dengan diagram pada sosiogram yang mencatan hubungan timbal balik seluruh kelompok.

12. Cheklist Interaksi
            Teknik ini dapat digunakan oleh peneliti berdasarkan waktu, pencatatannya dilakukan atas dasar jarak waktu atau peristiwa dan dilakukan pada saat peristiwa itu terjadi. Cheklist interaksi ini dapat menunjuk pada perilaku verbal guru, perilaku verbal siswa, perilaku nonverbal guru, perilaku nonverbal sisa.

13. Rekaman Pita
            Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dengan merekam kejadian atau peristiwa, seperti pelajaran, rapat, diskusi, seminar, lokakarya yang menghasilkan banyak informasi yang bermanfaat. Teknik ini sangat berguna bagi kontak satu lawan satu dan kelompok kecil. Jika transkripsi ekstensif diperlukan, prosesnya mungkin sangat panjang dari segi waktu.

14. Rekaman Video
            Teknik ini dapat digunakan oleh peneliti untuk merekan satuan kegiatan/peristiwa yang penganalisisannya pada waktu lain. Hal ini akan lebih baik jika satuan rekamannya pendek karena pemutaran ulang akan memekan waktu lama.

15. Foto dan Slide
            Teknik ini berguna untuk merekam peristiwa penting guna mendukung atau melengkapi bentuk rekaman lain. Peneliti dapat menggunakan rekaman fotografik. Karena daya tariknya bagi subjek penelitian, foto dan slide dapat diacu dalam wawancara berikutnya dan diskusi tentang data.

16. Penampilan Subjek Penelitian pada Kegiatan Pnelitian
            Teknik ini dapat digunakan untuk memperoleh data yang terkait dengan penilaian prestasi, gaya penampilan, penguasaan situasi, diagnosis kelemahan. Dalam pelaksanaan penelitian peneliti dapat menggunakan berbagai teknik pemantauan tersebut. Namun, pemilihan teknik pengumpulan data tersebut harus mempertimbangkan keseuaiannya dengan jenis data yang akan dikumpulkan.

F.  Penutup
            Penelitian tindakan bukan bertujuan untuk mengembangkan ilmu atau pengetahuan ilmiah, melainkan untuk meningkatkan suatu situasi tertentu berdasarkan masalah yang dihadapi dalam praktik. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan penelitian tindakan, peneliti perlu memperhatikan, memahami, dan menyiapkan komponen-komponen penting berikut.
(1)  Prosedur dasar penelitian tindakan: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
(2)  Pemilihan jenis penelitian tindakan yang relevan dengan masalah, tujuan, dan kondisi  yang ada.
(3)   Persoalan-persoalan praktis dalam penelitian tindakan.
(4)   Berbagai teknik pemantauan dalam pemerolehan data penelitian.
(5)   Penerapan teknik triangulasi untuk menekan kesubjektifan penafsiran.

1 komentar:

  1. The Titanium Ingels - Titanium Art
    The Titanium Ingels titanium bolts are manufactured smith titanium by BV Company Limited, urban titanium metallic which produces authentic authentic ceramic ware. These titanium vs steel unique ceramic ware creations feature titanium hair clipper

    BalasHapus